Lab Grown Diamond dan Natural Diamond memiliki struktur kimia dan sifat fisik yang sama. Apabila anda ingin membedakan-nya dengan kasat mata, lupakan saja, hal tersebut adalah mustahil. Karena keduanya adalah berlian asli, sangat sulit untuk membedakan kedua-nya tanpa melibatkan para ahli atau alat khusus.
Baca juga: Perbedaan Lab Diamond vs Natural Diamond
Lalu apakah hal ini penting? Mungkin bagi sebagian konsumen, memastikan asal-usul berlian adalah hal yang penting. Tidak hanya untuk menjamin kualitas, tetapi juga value dimana terdapat perbedaan yang signifikan - harga lab diamond bahkan bisa mencapai 70% lebih murah dibandingkan mined diamond.
Kemajuan teknologi memungkinkan cara yang efisien untuk menentukan berlian buatan laboratorium dibandingkan berlian yang ditambang secara alami, dengan menggunakan mesin atau alat tertentu. Jadi, bagaimana caranya membedakan dua jenis diamond yang identical ini? Mari kita lihat lebih dalam.
Apa Bedanya Lab-Grown dan Traditional Diamond?
Perbedaan mendasar berlian alami dan buatan laboratorium tentu adalah proses pembuatannya. Natural diamond atau berlian alami merupakan berlian yang pembentukannya terjadi di mantel bumi. Perlu waktu jutaan tahun hingga karbon di dalam bumi terbentuk menjadi kristal diamond.
Letaknya yang jauh di bawah bumi mengharuskan produsen diamond melakukan mining dan ekstraksi yang waktunya yang lama. Mengingat proses terbentuknya secara alami, maka tidak semua diamond memiliki kualitas sama.
Sementara itu, manusia mencoba melakukan inovasi sejak beberapa dekade lalu dengan menciptakan metode pembuatan diamond di laboratorium. Melalui teknologi sains yang terus mendapat pembaruan dan penyempurnaan, muncul-lah metode HPHT (High Pressure-High Temperature) dan CVD (Chemical Vapor Deposition).
Baca juga: Perbandingan HPHT dan CVD
Kedua metode ini, meskipun berbeda, mampu menghasilkan diamond yang berkualitas dan kuat. Teknologi yang digunakan ini memungkinkan produsen mengendalikan lingkungan dan komposisi untuk membuat diamond sehingga prosesnya menjadi lebih singkat.
Bagaimana Cara Membedakan?
Meskipun membedakan traditional dan lab-grown diamonds memiliki tantangan yang tinggi, ada beberapa diamond testing methods yang bisa digunakan.
1. Menggunakan Magnet Kuat
Ini adalah metode paling sederhana untuk membedakan dua jenis diamond ini. Apabila inclusion dari lab diamond berupa logam—biasanya diamond dibuat dengan metode HPHT—maka jejak besi yang tertinggal bisa tertarik dengan magnet kuat seperti Neodymium.
Namun, metode ini tidak sepenuhnya akurat, mengingat tidak semua inclusion bereaksi terhadap magnet. Diamond CVD misalnya, yang tidak bereaksi sama sekali dengan magnet.
2. Memeriksa Laser Inscription dan Sertifikat
Sebagian besar diamond laboratorium memiliki inskripsi laser di bagian girdle atau area lebar dari diamond. Inskripsi ini biasanya berupa kode dan angka, dan bisa kamu lihat menggunakan loupe atau mikroskop dengan pembesaran hingga 30x.
Kemudian anda bisa compare inskripsi tersebut dengan sertifikat atau dokumen yang datang bersama diamond, yang dikeluarkan oleh IGI atau GIA. Melalui dokumen ini kamu akan mengetahui asal-usul hingga detail penting lainnya dari diamond yang kamu beli.
Baca juga: Apa Bedanya IGI dan GIA?
3. Menggunakan Alat Uji Khusus
Salah satu cara membedakan berlian alami atau buatan laboratorium, dapat dilakukan dengan mencari jejak kecil nitrogen di dalam berlian. Type IIa adalah salah satu diamond tester, di mana kamu bisa mengetahui apakah ada nitrogen atau tidak di dalamnya. Jejak nitrogen di dalam berlian biasanya akan menandakan bahwa berlian tersebut alami.
Sebaliknya, jika diamond tidak memiliki tanda-tanda nitrogen, maka bisa dipastikan diamond tersebut adalah lab-diamond. Terutama untuk diamond yang dibuat dengan metode CVD – hampir tidak ada nitrogen di dalamnya.
4. Fluorescence Test
Laboratorium gemologi besar seperti GIA memiliki akses ke peralatan canggih seperti mesin DiamondView yang dapat menguji fluoresensi dan pola pertumbuhan diamond. Lab grown diamond seringkali menunjukkan fluoresensi yang lebih kuat di bawah cahaya ultraviolet pendek daripada natural diamond.
Pola pertumbuhan pada lab grown diamond juga berbeda; misalnya, diamond HPHT menunjukkan pola warna yang berbeda dibandingkan dengan yang dibuat melalui metode CVD, sementara natural diamond biasanya memiliki pola silang yang khas.
Kesimpulan
Penting untuk diingat bahwa membedakan antara diamond lab dan traditional diamond dengan mata telanjang adalah mustahil. Struktur kimia dan karakteristik yang identik membuat lab-grown diamond menjadi natural diamond alternative terbaik. Basically, keduanya sama-sama diamond asli!
Konsep eco-friendly lab diamond pun patut menjadi faktor yang dipertimbangkan pada saat anda membeli diamond berkualitas. Selain itu, harga-nya juga lebih affordable dibandingkan mined diamond.
Yuk, kunjungi VUE dan intip koleksi lab-grown diamond jewelry yang ada. Menggunakan certified lab-grown diamond dengan berbagai model yang beragam, akan membuatmu tampil elegan dan modern. Temukan lab grown diamond yang sempurna untukmu!
Referensi
Jewellery, Janai. “How To Tell If Your Diamond Is Natural or Lab-Grown.” Janai Jewellery, 25 Nov. 2025, https://janai.com.au/blogs/news/how-to-tell-if-your-diamond-is-natural-or-lab-grown.
Greene, Dave. “6 Ways You Can Tell a Lab Grown Diamond From a Natural One.” Frugal Rings, 18 Feb. 2019, https://frugalrings.com/how-to-identify-a-lab-grown-diamond/.
* Name. “5 Ways to Distinguish Between Lab-Grown & Natural Diamonds.” JewelryTalk, 31 Dec. 2022, https://jewelrytalk.com/diamonds/distinguish-between-lab-grown-natural-diamonds/.