Tak bisa dipungkiri jika memberikan cincin lamaran kepada pasangan adalah gerbang masuk menuju pernikahan. Hal ini sudah jadi tradisi di hampir seluruh dunia. Orang yang melamar biasanya akan berlutut di depan sang kekasih, lalu meminta mereka untuk menjalin bahtera rumah tangga bersama.
Namun, tahukah kamu bagaimana asal mula tradisi memberikan cincin lamaran? Apakah tradisi ini baru muncul di era masyarakat modern atau sudah ada sejak zaman baheula? Bagi kamu yang penasaran, ini kata sejarah!
Asal Mula Tradisi Memberikan Cincin Lamaran
Jika melihat beberapa tahun ke belakang, tren memberikan cincin saat lamaran atau tunangan rasanya tidak pernah padam. Menurut hasil survei dari Cosmopolitan, 97% orang mengaku dilamar dengan cincin. Sementara 94% lainnya menganggap bahwa awal mula pertunangan mereka adalah saat diberi cincin.
Lalu, dari mana tradisi cincin pertunangan berasal? Mari kita ulik sejarahnya dari awal kemunculan tradisinya.
Tradisi Romawi Kuno untuk Menunjukkan Kepemilikan

Tradisi memberikan cincin tunangan ternyata berasal dari era ancient, tepatnya di zaman Romawi Kuno. Sebenarnya, periode ditemukannya cincin terjadi jauh sebelumnya, yaitu pada sekitar tahun 5550 SM di Mesir. Namun, penggunaanya sebagai cincin tunangan baru lahir di sekitar 500 SM – 400 M di Romawi.
Tujuan pemberiannya adalah sebagai bukti kepemilikan. Jika ada wanita yang menggunakannya, itu artinya wanita tersebut sudah menjadi milik orang lain. Cincin tersebut adalah simbol kepatuhan dan kontrak antara pasangan yang menikah.
Menurut catatan sejarahnya, bangsa Romawi adalah bangsa pertama yang mengurus legalitas pernikahan dan perceraian. Kontrak pernikahan pun punya peranan penting bagi mereka. Kontrak itu disahkan saat pengantin pria memberikan uang atau cincin besi pada wanita yang ingin ia nikahi.
Beberapa pria juga memberikan cincin yang terbuat dari batu, tulang, gading, tembaga, atau emas. Namun, besi punya sentimen tersendiri karena merupakan natural magnet, simbol cinta yang mengikat pasangan setelah menikah.
Bangsa Romawi jugalah yang mencetuskan bahwa cincin tunangan dipakai di tangan kiri, tepatnya di jari manis. Hal ini karena mereka percaya bahwa jari tersebut punya lokasi yang paling dekat dengan jantung.
Penegasan Arti Cincin Lamaran dalam Budaya Kekristenan

Meskipun tradisinya sudah ada sejak zaman Romawi Kuno, namun penegasan bahwa cincin mewakili niat pria untuk menikahi sang kekasih baru muncul di abad ke-9 Masehi. Pencetusnya adalah Paus Nicholas I, seorang Paus Gereja Katolik yang lahir dan besar di Roma, Italia.
Inilah asal usul tradisi cincin pertunangan di dalam budaya kekristenan. Jika sebelumnya cincin untuk lamaran dibuat tanpa batu permata, di era ini mereka mulai menghiasnya dengan lebih indah dan cantik.
Pemberian Cincin Pertama yang Berhiaskan Berlian

Pada dasarnya, cincin pertunangan yang paling populer adalah cincin berhiaskan berlian. Sekitar 83% dari semua cincin pertunangan pasti punya ornamen berlian, entah itu dalam jumlah kecil atau besar. Lalu, tahukah kamu bagaimana asal usul tradisinya?
Ternyata, tradisinya muncul sejak Archduke Maximilian memberikan cincin berhiaskan berlian pada tunangannya. Archduke Maximilian adalah seorang aristokrat asal Austria yang kemudian menjadi Kaisar Romawi, sedangkan tunangannya adalah Mary de Bourgogne, putri seorang Adipati Perancis.
Pertunangan keduanya di tahun 1477 mendapatkan banyak perhatian dari para aristokrat Eropa. Hal ini memunculkan tren baru, sehingga banyak bangsawan lain yang mulai memesan cincin bertahtakan berlian dan permata lainnya.
Tren tersebut semakin berkembang di era Victoria, tepatnya pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Orang Victoria mulai memadukan berlian dengan batu permata lain, logam mulia, dan enamel. Namun, berlian tetap jadi pilihan terpopuler karena keindahan, kekuatan, dan ketahanan sang permata.
Sejak saat itu, tradisi pemberian cincin saat lamaran tidak hanya berlaku di Eropa saja. Negara-negara lain di seluruh dunia mulai ikut mengadaptasi tradisi tersebut. Tren ini hampir tidak pernah mati sejak puncak popularitasnya di era Victoria hingga kini.
Temukan Koleksi Cincin Lamaran Terbaik di VUE!

Setelah mengulik cerita cincin dari masa lalu, apakah kamu sudah siap untuk membuka lembaran baru? Jika iya, maka sudah saatnya kamu menemukan cincin terbaik untuk melamar pasangan. Semua koleksi terbaiknya bisa kamu temukan di VUE!
Ada banyak cincin berlian unggulan yang bisa kamu temukan di VUE, khususnya lab-grown diamonds. Jadi, kamu bisa mendapatkan berlian kualitas unggulan dan menjaga keberlangsungan lingkungan di saat bersamaan. Harganya terjangkau, namun worth it untuk diberikan para orang tersayang.
Ada banyak cincin pernikahan dan lamaran yang bisa langsung kamu beli di VUE. Jadi, ayo temukan dan dapatkan perhiasan paling menarik untuk mengajak pasangan berjalan ke bahtera yang lebih besar!
Baca juga: Asal Mula Cincin Menjadi Simbol Pernikahan di Berbagai Negara
Referensi
Goodman, Jessica. “The Engagement Ring Trend Report You’ve Been Waiting For.” Cosmopolitan, 11 Apr. 2022, https://www.cosmopolitan.com/style-beauty/fashion/a39650107/engagement-ring-trends-2022/.
Withey, Alison. “Roman Wedding Rings - Jewelpedia.” Jewelpedia, 1 Mar. 2015, https://www.jewelpedia.net/roman-wedding-rings/.
Hanlon, Sarah. “The Results Are In: These Are The Most Popular Engagement Ring Styles Right Now.” Theknot.Com, 3 Dec. 2024, https://www.theknot.com/content/the-knot-engagement-ring-stats.
Dari Mana Asal Mula Tradisi Memberikan Cincin Lamaran? https://thepalacejeweler.com/article/dari-mana-asal-mula-tradisi-memberikan-cincin-lamaran.
“The History of the Diamond as an Engagement Ring.” American Gem Society, https://www.americangemsociety.org/buying-diamonds-with-confidence/the-history-of-the-diamond-as-an-engagement-ring/.