Lab grown diamond kini semakin menarik perhatian di industri perhiasan. Hal ini tidak lepas dari perdebatan dan perubahan besar dalam cara kita memandang value dan keindahan diamond.
Namun, di balik kilau gemstone ini, diamond laboratorium menawarkan lebih dari kilauan semata; keberadaannya menghadirkan solusi dari isu lingkungan dan etika yang sering menjadi batu sandungan dalam jewelry industry. Kenapa lab diamond semakin tinggi peminat dan berpotensi menjadi masa depan modern jewelry?
Ungkap asal-usul lab grown diamond hingga tren terbaru yang mengguncang industri perhiasan dunia dalam pembahasan berikut!
Awal Mula Penemuan Lab-Grown Diamond
Pada tahun 1797, ditemukan bahwa diamond terdiri dari pure carbon. Dari temuan ini, berbagai eksperimen digalakkan pada abad ke-19 untuk menciptakan synthetic diamond—tidak ada klaim yang dapat diverifikasi tentang hal ini hingga pertengahan abad ke-20.
General Electric (GE), mengumpulkan tim peneliti di tahun 1941 yang bertujuan untuk mengembangkan synthetic diamond dengan struktur dan estetika yang setara dengan traditional diamond. Proyek besar ini berjuluk “Project Superpressure”.
Namun, Perang Dunia II membuatnya tertunda sehingga proyek ini baru berlanjut di tahun 1951. GE akhirnya berhasil menciptakan lab-grown diamond pertama menggunakan metode High Pressure High Temperature (HPHT). H. Tracy Hall, seorang ahli kimia, bersama timnya adalah penemu metode ini.
Tantangan Awal HPHT
Metode HPHT menerima banyak tantangan di awal kemunculannya, termasuk biaya yang tinggi dan hasilnya yang tidak konsisten. Kualitas dan warna diamond menjadi poin yang paling banyak dikritik ketika itu.
Sering kali warna diamond cokelat karena kontaminasi nitrogen dan inclusion yang banyak sehingga tidak cocok bersaing untuk perhiasan berkualitas.
Teknologi HPHT terus mendapat pembaruan dan penyempurnaan sehingga di tahun 1971 GE berhasil memproduksi gemstone quality lab-grown diamond. Namun, produksinya masih perlu biaya yang tinggi dan relatif sulit sehingga mendorong pengembangan metode baru selang beberapa dekade kemudian.
Metode ini bernama Chemical Vapor Deposition (CVD). Dengan metode ini, laboratorium bisa bikin berlian lebih besar dan berkualitas dengan biaya lebih rendah.
Evolusi dari HPHT ke CVD
CVD memanfaatkan diamond seed yang ditempatkan di vacuum room berisi gas metana dan gas lain yang kaya karbon. Menggunakan energi gelombang mikro, gas tersebut melewati proses pemanasan sehingga berubah menjadi dynamic plasma. Kondisi ini juga menyebabkan atom-atom karbon terpisah dan menempel pada dynamic seed yang membentuk setiap lapis diamond.
Untuk menghasilkan diamond, perlu beberapa minggu hingga hitungan bulan—tergantung ukurannya. Biaya peralatan untuk metode CVD lebih rendah daripada HPHT. Mengendalikan prosesnya juga lebih feasible sehingga produsen bisa membuat diamond sesuai preferensi maupun pesanan konsumen.
Membandingkan HPHT dan CVD
Sebagai teknologi pertama untuk menciptakan diamond, HPHT mengandalkan tekanan dan suhu yang sangat tinggi untuk mengubah karbon menjadi gemstone—mirip dengan bagaimana diamond terbentuk di mantel bumi.
Hal ini juga membuat diamond laboratorium yang pakai HPHT memiliki karakteristik fisik yang sangat mirip dengan traditional diamond, termasuk kubo-oktahedral dan clarity tinggi. Namun, production cost-nya relatif mahal—mulai dari mesin yang besar dan konsumsi energi tinggi agar menyerupai kondisi geologis di dalam bumi.
Sementara itu, CVD menggunakan tekanan dan suhu yang lebih rendah. Kondisi ini juga memungkinkan pemantauan visual yang lebih besar selama diamond tumbuh.
Umumnya, diamond buatan metode CVD masih memerlukan perawatan tambahan, seperti HPHT treatment. Hal ini penting untuk memperbaiki masalah color dan clarity. Proses produksi yang lebih rendah dari HPHT juga memungkinkan metode CVD memproduksi berlian lebih besar dan jumlah massal.
Persepsi Publik terhadap Lab-Grown Diamond
Diamond laboratorium pernah dipandang sebelah mata karena keberadaannya yang semakin umum di pasar. Hal ini membuat beberapa konsumen menganggap eksklusivitasnya juga menurun, mengingat diamond seringkali dikaitkan dengan simbol kemewahan.
Beberapa mitos juga masih beredar, seperti:
- Lab diamond adalah imitasi atau palsu. Ini tidak benar, mengingat diamond laboratorium memiliki sifat fisik, kimiawi, dan optikal yang identik dengan traditional diamond.
- Diamonds laboratorium ringkih dan mudah pecah, tidak sekuat traditional diamond. Ini juga anggapan yang salah, mengingat lab-grown dan traditional diamond memiliki nilai 10 Skala Mohs—yang mengukur hardness level—yang merupakan nilai sempurna.
- Tidak ada sertifikat untuk lab-grown. Persepsi ini salah kaprah, karena diamonds laboratorium juga mendapatkan sertifikasi dari IGI dan GIA dengan standar penilaian yang sama dengan traditional diamond.
Namun, beberapa tahun belakangan penerimaan diamond laboratorium mulai lebih baik berkat edukasi konsumen serta harga terjangkau dan kualitas yang meningkat.
Tantangan terkait persepsi tentang value dan eksklusivitas masih ada. Namun, upaya untuk mengedukasi konsumen dan mempromosikan keuntungan ekologis dan ethical diamonds ini ini terus membuahkan hasil.
VUE menyediakan berbagai pilihan diamond jewelry dari certified lab-grown diamonds. Tidak hanya bicara tentang keindahan, memilih VUE juga berarti kamu mendukung praktik yang bertanggung jawab.
Yuk, eksplorasi koleksi VUE dari ini dan temukan keistimewaan lab grown diamond untuk momen-momen istimewamu!
Referensi
History of Lab-Grown Diamonds: What to Know Before You Purchase. https://vrai.com.
“The Impact of Lab-Grown Diamonds on the Resale Market.” Diamondrensu, https://diamondrensu.com/blogs/lab-grown-diamonds/the-impact-of-lab-grown-diamonds-on-the-resale-market.
“10 Myths About Lab Grown Diamonds You Might Not Should Know About.” Limelight Diamonds, 12 Sept. 2023, https://limelightdiamonds.com/blogs/news/10-myths-about-lab-grown-diamonds-you-might-not-should-know-about.
“Common Myths And Misconceptions Regarding Lab-Grown Diamonds.” Guest Blogger, Ari Lopatin, 27 Oct. 2012, https://www.romanjewelers.com/blog/www.romanjewelers.com/blog/labgrown-diamondsunderstanding-myths-misconceptions.
Butcher, Amanda. “A Brief History of Lab-Grown Diamonds - International Gem Society.” International Gem Society, https://www.gemsociety.org/article/brief-history-of-lab-grown-diamonds/.