lab grown diamond

Mengenal Lab Grown Diamond: Solusi Baru di Dunia Jewelry!

Lab grown diamond meraih popularitas yang meroket pesat di industri perhiasan dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya mewah, berlian yang tercipta dari teknologi mutakhir di laboratorium ini memenuhi estetika yang luxury sambil menawarkan solusi ramah lingkungan.

Meskipun buatan laboratorium, tampilannya tidak berbeda dari yang berasal dari dalam bumi atau natural diamond. Makanya, kamu bisa menjadikannya pilihan untuk mempertahankan sophistication setara tanpa membebani alam.

Yuk, jelajahi bagaimana inovasi ini mengubah wajah industri perhiasan dan membawa manusia menjadi luxury enthusiasts yang bertanggung jawab.

Apa Itu Lab-Grown Diamond?

lab diamond

Laboratorium merupakan tempat terciptanya lab-grown diamond. Populer dengan sebutan diamond sintetis, sebenarnya berlian ini asli dan bukan imitasi. Mengingat semua rangkaian pembuatannya ada di laboratorium, maka jenis diamond ini tidak melibatkan proses penambangan sama sekali.

Teknik yang umum digunakan adalah HPHT (high pressure high temperature) dan CVD (chemical vapor deposition) – yang paling banyak digunakan saat ini. Meskipun buatan manusia dan teknologi, tampilan dari diamond buatan lab sama dengan natural diamond.

Berakar dari keresahan pelaku industri perhiasan akan kerusakan alam, teknologi membuat berlian ini tercetus di pertengahan abad ke-20. Kemudian, awal abad ke-21 menjadi awal kemajuan pesat metode ini. Perkembangan ini menjadi awal produksi massal berlian berkualitas gem untuk pasar konsumen.

Saat ini, berlian buatan laboratorium telah menjadi alternatif populer bagi konsumen yang menginginkan pilihan yang lebih baik untuk lingkungan tanpa berkompromi dengan kualitasnya.

Mengenal Proses Pembuatan Lab Grown Diamond

Melahirkan diamond di laboratorium tentu melibatkan serangkaian proses yang kompleks – meskipun tidak disruptif seperti metode tradisional di alam. Namun, tidak sembarang lab yang bisa melakukan proses ini.

Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan untuk membuat berlian laboratorium.

1. High Pressure High Temperature (HPHT)

HPHT merupakan teknik pertama yang muncul dalam membuat berlian lab. Langkah pertamanya adalah menanam “benih” berlian dalam karbon murni. Karbon dan benih ini berada di dalam semacam oven dengan suhu yang sangat tinggi.

Keberadaan benih ini adalah untuk mencetak bentuk berlian, sedangkan karbon akan mencetak dan mengikat setiap lapisan secara mikroskopis. Nantinya, proses ini menciptakan kristal berlian kasar agar dapat dipotong dan dipoles.

Pemotongan dan pemolesan ini adalah yang menjadikan karakteristik lab grown diamond sama dengan natural diamond. HPHT juga menjadi metode yang pernah membuat berlian terbesar dan paling jernih di pasaran.

2. Chemical Vapor Deposition (CVD)

Perkembangan teknologi juga membawa proses pembuatan berlian lebih menarik lagi untuk dipelajari. CVD yang merupakan kependekan dari chemical vapor deposition menawarkan proses yang lebih fleksibel.

Tanpa tekanan ekstrim seperti metode sebelumnya, cara ini lebih banyak menggunakan gas berisi banyak karbon yang diubah menjadi plasma. Energi inilah yang bekerja memecah molekul gas dan membentuk berlian lapis demi lapis dengan telaten.

3. Gabungan HPHT dan CVD

Metode HPHT-CVD (High Pressure High Temperature - Chemical Vapor Deposition) menggabungkan dua teknik, HPHT dan CVD. Dalam proses ini, substrat ditempatkan dalam tungku yang menghasilkan tekanan dan suhu tinggi. Kemudian, gas karbon dialirkan melalui substrat tersebut. Gas karbon ini terurai dan mengendap, membentuk lapisan karbon murni pada substrat. Metode ini digunakan untuk membuat berlian sintetis dan bahan karbon berkualitas tinggi.

Cara-cara di atas memberikan banyak keunggulan karena berhasil menghasilkan berlian berkualitas tinggi. Tidak hanya elok dan menawan, pilihan berlian buatan teknologi ini lebih responsible, baik secara sosial maupun lingkungan.

Mengapa Lab Grown Diamond Lebih Ramah Lingkungan

synthetic diamonds

Proses produksi dari synthetic diamonds ini minim dampak, sehingga ramah lingkungan. Berbeda dengan berlian tradisional dari tambang yang sering melibatkan penggalian besar-besaran, buatan laboratorium sangat terkontrol berkat teknologi yang ada.

Penggalian masif dan menggunakan mesin berat mengakibatkan erosi besar dan polusi air serta hilangnya habitat – berkebalikan dengan diamond buatan teknologi. Selain itu, teknologi memungkinkan pembuatan menggunakan energi terbarukan.

Maka dari itu, memilih berlian lab diamond adalah solusi tampil sophisticated dan berkelanjutan.

Pahami 4C Ini Sebelum Beli Berlian

lab diamond jewelry

Berlian yang tepat dan sempurna untukmu tidak hanya sebatas pada bentuk dan besarnya. Ada 4C yang harus kamu perhatikan.

Cut

Bukan sebatas bentuk, faktor ini menjadi takaran bagaimana potongan batu permata ini sekaligus polesannya. Cut yang baik juga berarti bahwa fire yang terpantul lebih maksimal.

Clarity

Parameter ini mengacu pada cacat internal dan eksternal – inclusion and blemishes – pada batu yang akan kamu beli.

Color

Sebenarnya, batu permata ini tidak berwarna, meskipun, beberapa di antaranya kekuningan atau kecoklatan. Kenapa berlian bening dianggap yang paling sempurna? Hal ini karena berlian tanpa warna memungkinkan lebih banyak cahaya melewatinya, sehingga kilau berlian semakin bersinar.

Carat Weight

Semakin besar berlian, maka semakin besar juga harganya – inilah yang disebut carat atau berat batunya. Namun, berat karat tidak selalu berbanding lurus dengan ukuran visual berlian karena potongan yang baik dapat membuat berlian tampak lebih besar.

Wajib untuk menjadi cerdas dan bijak, terutama dalam memilih batu permata untuk perhiasanmu. Dengan begitu, kamu bisa menjadi diamond enthusiasts yang socially dan environmentally responsible.

Kunjungi VUE untuk menjelajahi koleksi eksklusif lab diamond jewelry berkualitas tinggi. Jadikan hari istimewamu lebih berkesan dengan keanggunan berkelanjutan lab grown diamond!