Harga cincin white gold dan yellow gold sering jadi bahan perbandingan, meski keduanya sama-sama berbasis emas. Dalam lima tahun terakhir, harga emas global melonjak sekitar 74% dengan rata-rata imbal hasil tahunan 11,7%. Tak heran, keberadaanya jadi aset yang terus naik pamor.
Namun, mengapa nilai cincin white gold bisa berbeda signifikan dari yellow gold meski bahannya serupa? Temukan jawabannya di artikel ini.
1. Proses Alloying dan Lapisan Tambahan

Pada cincin white gold asli, emas dicampur logam putih (palladium atau nikel) lewat proses alloying dan pelapisan rhodium. Selain meningkatkan kekerasan, campuran ini juga membuat material perhiasan lebih tahan gores dan ideal untuk daily use.
Rhodium termasuk logam yang sangat langka dan mahal. Saat ini (Oktober 2025), harga rhodium bisa mencapai sekitar US$ 260/gram, sedangkan emas 24K berada di kisaran US$ 137–140/gram. Oleh karena itu, lapisan rhodium pada perhiasan white gold jelas menambah beban biaya produksi yang signifikan.
Kombinasi ketahanan dan pelapisan yang bernilai tinggi ini yang membuat harga bisa berbeda daripada yellow gold.
2. Kandungan Logam Campuran

Komposisi logam juga jadi faktor penting yang bikin harga berbeda. Yellow gold umumnya menggunakan campuran tembaga atau perak, logam yang nilainya relatif lebih rendah. Sebaliknya, cincin white gold elegan menggunakan palladium atau nikel sekaligus lapisan rhodium.
Menariknya, pada tahun 2022 harga palladium sempat melampaui emas, sekitar $2.021/ons dibanding emas ±$1.728/ons. Walau kini tren sudah berubah, fakta ini menunjukkan bahwa logam campuran bernilai tinggi berpengaruh besar dalam keunggulan harga yang signifikan antara emas putih dan yellow gold.
3. Estetika dan Tone Warna

Cincin white gold mewah menghadirkan cool tone yang menegaskan kejernihan berlian dan blue stones seperti safir atau topaz. Efek visual yang lebih putih ini sering dinilai modern dan high-end.
Sebaliknya, yellow gold dengan warm tone mengangkat kemerahan ruby dan batu lain yang berwarna hangat. Oleh karena itu, kesannya cenderung klasik dan heritage. Preferensi generasi muda cenderung ke palet netral, serasi dengan desain minimalis, sehingga permintaan untuk tampilan cool meningkat.
Ketika selera pasar condong ke estetika tertentu, biaya finishing dan plating yang mendukung warna tersebut, ditambang tren styling, ikut mendorong perbedaan harga antara keduanya.
4. Proses Finishing yang Rumit

Agar tampak cerah, white gold harus mendapat pelapisan rhodiums ecara berkala agar kilaunya tetap cool. Artinya, kamu harus menyiapkan biaya ekstra untuk replating setiap beberapa tahun. Sebaliknya, cincin yellow gold tidak memerlukan perlakuan serupa. Apabila kilau hangat alaminya sudah ada sejak awal, ia tidak akan perlu lapisan tambahan.
Hal ini turut menjelaskan perbedaan karakter kedua material perhiasan. Apabila white gold identik dengan high-maintenance look yang modern, maka yellow gold menghadirkan natural beauty yang klasik. Kontras ini tidak semata terkait estetika, tapi juga menambah daftar alasan kenapa keduanya punya nilai harga yang berbeda di pasaran.
5. Permintaan Pasar dan Tren Fashion

Permintaan pasar juga memberi bobot besar pada harga. Cincin white gold wanita lebih sering jadi pilihan di ranah bridal maupun fashion modern karena kesannya sleek dan kontemporer.
Sebuah survei mencatat 52% pasangan memilih lab grown diamond dengan white gold sebagai setting utama cincin tunangan mereka. Angka ini menunjukkan tren: generasi muda cenderung menilai white gold lebih fashionable daripada yellow gold.
Popularitas yang terus naik otomatis mendorong nilai jualnya, sebab hukum sederhana berlaku. Artinya, semakin tinggi permintaan, semakin kuat posisinya di pasar, sekaligus memperlebar jarak harga antara kedua jenis cincin tersebut.
6. Nilai Investasi Jangka Panjang

Nilai investasi juga membedakan keduanya. Yellow gold biasanya lebih stabil karena kandungan emasnya lebih tinggi, sehingga resale value relatif konsisten. Sebaliknya, harga jual kembali white gold bisa bervariasi, sangat bergantung pada kondisi lapisan rhodium dan kelengkapan sertifikat.
Menariknya, kombinasi desain modern dan tren fashion bisa menaikkan nilai pasar meski kadar emasnya lebih rendah akibat campuran logam. Maka, cincin white gold dengan sertifikat resmi plus diamond kerap menjadi aset bergaya sekaligus berdaya tarik jual jangka panjang.
7. Kekuatan dan Daya Pakai

White gold berkarakter lebih keras karena campuran logamnya, sehingga ideal untuk perhiasan harian, terutama sebagai cincin pernikahan atau tunangan. Sebaliknya, yellow gold dengan kadar tinggi (24K) cenderung lunak dan mudah tergores.
Ketahanan ini menciptakan persepsi nilai lebih tinggi, mengingat perhiasan jangka panjang butuh durability ekstra. Tak heran, cincin white gold berlian sering jadi koleksi yang indah sekaligus pilihan praktis yang tahan uji waktu.
Selain menghitung harga, menyesuaikan dengan lifestyle dan selera personal adalah langkah yang harus kamu pertimbangkan dalam memilih perhiasan. VUE meracik setiap desain dengan craftsmanship presisi dan sentuhan lab grown diamond yang etis sekaligus berkilau.
Saatnya jelajahi koleksi eksklusif untuk temukan karakter kamu dalam cincin white gold VUE.
Baca juga: Setiap Cincin Pernikahan Punya Makna! Ini Filosofi di Balik Emas Putih, Kuning, dan Rose Gold
Referensi
Backtesting for the European Index Investor. https://curvo.eu/backtest/en/compare-indexes/gold-bullion-vs-sp-500?currency=eur.
Edwards, Sarah. “Rhodium vs. Gold.” Benzinga, 10 July 2025, https://www.benzinga.com/money/rhodium-vs-gold.
Chen, James. “Investing in Palladium: Uses, Benefits, and Market Insights.” Investopedia, 20 Aug. 2025, https://www.investopedia.com/terms/p/palladium.asp.
Jeffay, John. 52% of Engagement Rings Are Now Lab Grown. 12 Mar. 2026, https://www.idexonline.com/FullArticle?Id=50291.
Kenapa Harga Cincin Emas Putih Berbeda Dengan Emas Kuning? - The Palace. https://thepalacejeweler.com/article/kenapa-harga-cincin-emas-putih-berbeda-dengan-emas-kuning.